Persentase penduduk miskin di Provinsi Papua selama enam bulan terakhir mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen poin yaitu dari 27,62 persen pada Maret 2017 menjadi 27,76 persen pada September 2017.
• Garis Kemiskinan (GK) di perkotaan pada September 2017 sebesar Rp 508.403,- lebih tinggi dri GK perdesaan yang mencapai Rp 446.994,- . Hal ini berarti biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal yang layak (basic needs) untuk makanan dan bukan makanan lebih besar di perkotaan daripada di perdesaan.
• Peranan komoditi makanan terhadap GK jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan), yaitu 74,58 persen berbanding 25,42 persen.
• Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap GK di perkotaan adalah beras, rokok kretek filter, tongkol/tuna/cakalang, telur ayam ras, dan daging ayam ras. Sedangkan komoditi yang berpengaruh besar terhadap GK di perdesaan adalah ketela rambat/ubi, beras, rokok kretek filter, daging babi, dan ketela pohon.
• Pada periode Maret 2017 – September 2017, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan penurunan. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung sedikit mendekati garis kemiskinan